Padalarang (Humas Kab. Bandung Barat)
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bandung Barat, Tedi Ahmad Junaedi didampingi Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kemenag KBB sekaligus sebagai Kasatgas Halal KBB, Muchamad Ikbal dan Kepala Seksi Bimas Islam sebagai Sekretaris Satgas Halal KBB, Didin Saepudin melaksanakan Rapat Koordinasi dan Evaluasi Sertifikasi Halal dengan para Pendamping Proses Produk Halal P3H Tingkat Kabupaten Bandung Barat di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bandung Barat, Senin (2/09/24).
Tedi meminta kepada seluruh P3H untuk lebih meningkatkan strategi dalam mensosialisasikan kepada masyarakat ataupun pelaku usaha UMKM agar mereka lebih sadar akan pentingnya Sertifikasi Halal. Ia menyampaikan bahwa satgas halal KBB diberikan tanggung jawab mengenai Wajib Halal Oktober (WHO) dengan target 656 sertifikasi halal terhadap pelaku usaha.
“Para P3H harus terus melakukan pendekatan dan sosialisasi terhadap para pelaku usaha di lingkungannya masing-masing dan mengajak masyarakat sadar terhadap halal terutama prodak makanan yang hari ini banyak macam ragamnya,” ujar Tedi.
Tedi mengatakan bahwa target sertifikasi halal Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bandung Barat 656 yang harus selesai pada Bulan September, sementara yang sudah masuk kode pembiayaan sampai saat ini baru terealisasi 221 pelaku Usaha, tersisa 435 yang belum terpenuhi dalam Target. Maka dari P3H pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten KBB diminta untuk lebih kreatif dan inovatif untuk mengejar target tersebut jangan hanya menunggu bola tetapi menjemput bola.
“Ketika sudah berlabel halal, itu akan lebih leluasa dan konsumen akan lebih nyaman ketika produk makanannya sudah bersertifikat halal. Maka proses dimanapun itu, tidak akan menghianati hasil, dengan proses maksimal pasti hasilnya juga akan maksimal,” tutur Tedi.
Adapun yang menjadi skala prioritas itu adalah lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta. “Alhamdulillah progres terus berjalan, niatan kita bukan untuk mencari target tetapi bagaimana menyelamatkan anak-anak kita dari produk makanan yang tidak jelas,” pungkasnya.
Kontributor: Netty