Monitoring KSM, Tedi Harapkan Pengembangan Pemahaman Peserta Didik Yang Lebih Luas

Saguling (Humas Kab. Bandung Barat)

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bandung Barat, Tedi Ahmad Junaedi melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Tahun 2024 pada Rabu (3/7) di Titik Lokasi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 5 Kabupaten Bandung Barat. Ditemui seusai monitoring, Tedi mengatakan bahwa Kompetisi Sains Madrasah mampu mengembangkan pemahaman peserta didik yang lebih luas, salah satunya Integrasi Sains. Ia mengatakan bahwa konsep integrasi dilatar belakangi oleh dikotomi antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Karena secara metodologi, Al-Qur'an memiliki epistemologi yang berbeda dengan epistemologi barat dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Secara aksiologi, ilmu agama maupun ilmu sains sebagai milik Allah SWT dan harus diabadikan dalam rangka beribadah kepada-Nya.

Menurutnya, Kajian integrasi sains dan Islam sudah banyak dilakukan oleh banyak pemikir Islam yang ada di Indonesia seperti Fahmi Basya dan Amin Abdullah. Banyak teori yang ditawarkan dari setiap pemikir-pemikir tersebut. Oleh karena itu, integrasi sains dan Islam tidak cukup sekedar diwacanakan tetapi salah satunya perlu diimplementasikan dalam bentuk soal-soal KSM.

“Pengembangan soal Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Tahun 2024 dilakukan dengan mengintegrasikan sains, teknologi, ke-Islaman dan lingkungan serta budaya Indonesia serta perkembangan masyarakat global. Sangat positif untuk memperluas pengetahuan peserta didi melalui Kompetisi ini. Saya berharap dengan ajang kompetisi ini, Kabupaten Bandung Barat mampu mencetak bibit unggul yang maju ke tingkat Nasional.”Pungkas Tedi

Selain itu, Tedi mengatakan bahwa pengembangan soal Kompetisi Sains Madrasah (KSM) merupakan suatu pendekatan holistik dan multidimensi yang bertujuan untuk menghasilkan soal-soal yang tidak hanya menguji pemahaman konsep sains, tetapi juga melibatkan aspek-aspek keislaman, budaya, dan teknologi untuk memberikan pengalaman belajar yang kaya dan beragam kepada peserta.

“Soal-soal KSM memperkuat pemahaman konsep-konsep sains yang mendasar. Meliputi berbagai bidang seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika dan lainnya. Dalam konteks keislaman, KSM dirancang untuk memperlihatkan hubungan antara sains dan ajaran Islam. Hal ini bisa mencakup aplikasi prinsip-prinsip keislaman dalam konteks ilmu pengetahuan, bagaimana prinsip-prinsip etika Islam dapat diterapkan dalam riset sains atau bagaimana konsep sains tertentu tercermin dalam Al-Quran, Hadits, Sirah Nabawiyah dan Yaumiyah.”Ucap Tedi 

Lebih lanjut Tedi menambahkan, Dalam era teknologi modern penting untuk mengintegrasikan teknologi dalam soal-soal KSM. Hal ini bisa mencakup penggunaan perangkat lunak simulasi untuk menguji pemahaman konsep sains. Ia mengatakan bahwa KSM dirancang memakai laptop dan jaringan yang bagus serta menuntut peserta untuk menggunakan teknologi dalam menyelesaikan tantangan tertentu.


Kontributor: misiinurul