Oleh : Siti Hodijah, S.Sos.I, S.pd.
Guru Sosiologi dan Kesiswaan di MA Cikande
Sekolah yang
berbasis agama Islam, hingga saat ini nampaknya belum menjadi pilihan nomor
satu bagi anak-anak yang melanjutkan Pendidikannya. Mereka cenderung mengincar pendidikannya
di sekolah umum yang difavortikan, ketimbang ke Madrasah dan Inilah salah satunya, yang menjadikan menurunnya
minat siswa masuk madrasah, tentunya ada banyak hal yang menjadi alasan atau
pertimbangan misalnya karena trend ataupun lingkungan pertemanan.
Saat ini, Penerimaan
Peserta Didik Baru (PPDB) di madrasah swasta cenderung semakin menurun, bahkan
ada beberapa madrasah yang tidak kebagian Peserta Didik Baru karena lebih banyak orang tua siswa yang mendaftar putra putrinya ke Sekolah
Negeri. Sudah berbagai macam sosialisasi
PPDB yang dilakukan oleh Madrasah Swasta baik itu melalui media social ataupun
sosialisasi secara langsung namun hal itu tidak memberikan pengaruh yang
signifikan.
Di KBB terdapat 422
Madrasah swasta dijenjang MI, MTS dan MA. Secara umum kegiatan belajar mengajar antara
madrasah dan sekolah umum sama. Pembedaanya adalah materi tambahan agama, dan
pelajaran inilah yang menjadi ciri kekhususan madrasah. Disamping diajarkan pelajaran umum pada
sekolah Dinas juga diajarkan pelajaran
agama yaitu al-Qur’an Hadits, Aqidah akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa
Arab, al-Qur’an Hadits, Fiqh dan Ilmu Hadits, Ilmu Tafsir, Ilmu Kalam untuk
mata pelajaran khusus jurusan Agama.
Kalau masyarakat mengetahui tentang madrasah,
tentunya akan berbondong-bondong menyekolahkan anaknya di madrasah karena
madrasah ada nilai plus yang akan mengawal peserta didik hingga menjadi cerdas
intelektual, spiritual dan emosional.
Namun fakta madrasah masih menjadi sekolah pilihan kedua
setelah tidak di terima di sekolah
umum. Madrasah masih indentik dengan
sekolah kurang trendi, kurang gaul.
Kualitas pendidikan
di madrasah sekarang, sebenarnya tidak
kalah dengan sekolah umum. Madarasah ibtidaiyah, tsanawiyah, aliyah terus menggeliat
dan menata peningkatan kualitas dan manajerialnya baik di desa dan kota. Hal
ini dibuktikan dengan banyaknya output madrasah yang diterima di perguruan
tinggi ternama bahkan alumninya banyak yang menjadi pejabat mulai dari Bupati,
Walikota bahkan menteri. Kegiatan Ektrakulikuler di Madrasah sama dengan di
Sekolah bahkan banyak siswa yang berprestasi dibidang ekstrakulikuler yang dari
madrasah swasta. Madrasah sekarang sudah memiliki terobosan –terobosan melalui
fasilitas yang tidak kalah dengan sekolah umum dan sudah memiliki program
unggulan yang patut diacungkan jempol.
Mengapa ini bisa
terjadi? Sepertinya madrasah kurang populer atau kurangnya promosi dari
madrasah swasta bukan alasaan turunnya minat siswa masuk madrasah. Menurut saya
kurang adanya penegasan dari Kementerian agama terhadap PPDB di Madrasah
apalagi di Madrasah Swasta. Seandainya kemenag memberikan penekanan kepada warga
madrasah supaya melanjutkan ke madrasah kembali mungkin banyak siswa yang
memilih madrasah dibandingkan sekolah umum, bahkan seandainya kemenag
memberikan penghargaan/ reward kepada madrasah yang lulusannya banyak
melanjutkan ke jenjang madrasah berikutnya mungkin kepala madrasah dan guru
akan lebih mengarahkan siswanya untuk melanjutkan ke madrasah.
Selain itu
kurangnya Kemenag mempublikasikan informasi PPDB kepada sekolah umum bahkan
masyarakat menjelang pelaksaan PPDB, sehingga sekolah umum atau masyarakat menjadikan
madrasah sebagai pilihan untuk melanjutkan pendidikan. Adapun publikasi dan
sosialisasi PPDB Madrasah tidak cukup dengan melalui media sosial tetapi
diperlukan juga sosialisasi secara langsung contohnya kemenag mengundang
madrasah- madrasah ataupun sekolah-sekolah untuk mensosialisasikan PPDB
Madrasah. Dengan cara seperti itu Madrasah akan mampu bersaing dalam
mendapatkan siswa dengan sekolah umum terutama madrasah swasta.