Pentingnya Pendidikan Inklusif, Kakankemenag Pinta Jangan Ada Diskriminasi Dalam Pembelajaran

Cihampelas (Humas Kab. Bandung Barat)

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bandung Barat H. Tedi Ahmad Junaedi mengahdiri kegiatan Pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru Madrasah Ibtida'iyah pada Rabu (31/07/2024) di MI Attaqwa Cihampelas. Dalam pemaparannya Tedi meminta tidak ada diskriminasi dalam proses pembelajaran di Madrasah. Ia juga mengatakan pendidikan inklusif ini penting tenaga pengajar dan siswa karena dapat menumbuhkan sikap toleransi kepada sesama mencegah diskriminatif terhadap golongan tertentu, dan mengajarkan saling menghargai.

“penguatan pendidikan ilnklusif ini penting, karena mau tidak mau bahwa baik dilingkup guru maupun lingkup siswa ini masih terjadi diskriminasi tentang proses pembelajaran terhadap anak-anak kita, di pendidikan iklusif kita mencoba memanusiakan – manusia tanpa ada diskriminasi kalau sudah diskriminasi kita sadar atau tidak sadar kita terjebak dalam proses buliying,” Ujarnya.

Pendidikan Inklusif adalah pendekatan dalam sistem pendidikan yang membuka peluang belajar secara setara bagi semua siswa. Pendekatan ini menekankan bahwa semua orang memiliki hak untuk menerima pendidikan yang setara, relevan dan bermanfaat.  

Tedi juga menekankan kepada para guru jangan ada pemikiran bahwa siswa yang berkebutuhan khusus adalah beban, karena siswa berkebutuhan khusus dapat kesempatan memperoleh pendidikan layaknya siswa normal pada umumnya.

“ Bapak dan ibu dilingkungan atau dikelas kita suatu saat pasti ada seorang siswa yang berkebutuhan khusus, maka jangan dijadikan sebagai beban kita, jangan sampai kita tidak respect terhadap orang atau siswa tersebut, karena kalau begitu menurut pandangan saya sudah dikategorikan diskriminasi,”tutur Kakankemenag.

Kakankemenag juga mengatakan, untuk menyelenggarakan pendidikan inklusif ini memang tidak semua madrasah mampu mengakomodasinya, karena banyak aspek – aspek yang harus di penuhi seperti, fasilitas, tenaga pengajar yang sesuai bidangnya, kurikulum.

“Bapak dan ibu untuk menyelenggarakan pendidikan inklusif ini memang butuh komitmen bersama dari semua elemen lingkungan, mulai dari Kepala Madrasahnya, Tenaga pengajarnya, kurikulumnya, fasilitasnya. Namun untuk mengetahui dan mengenal metode pembelajaran pendidikan inklusif Bapak dan Ibu harus sudah paham sehingga pada saatnya apabila Madrasah Bapak dan Ibu ada siswa yang berkebutuhan khusus sudah siap menerima dan melaksanakan pembelajaran,” Ujar Kakankemenag.

Kontributor : Lutfi