Menanamkan karakter taat beribadah pada diri siswa, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Tentu saja sangat disadari bahwa hal itu membutuhkan proses yang berjenjang, atau berkelanjutan serta prosedur yang tepat. Apalagi hampir tiap siswa berangkat dari latar belakang yang berbeda-beda. Mereka berasal dari keluarga taat beribadah, hingga keluarga yang mungkin kurang taat beribadah. Ditambah dengan penemuan bahwa mereka masih memiliki kepercayaan akan khurapat, tahayul, pedukunan azimat dan jampi-jampi. Tentu saja meniadakan perilaku tersebut tidak bisa dilakukan secara instand.
Menyadari hal di atas sejak 5 bulan berjalan, SMAN 1 Cipeundeuy menyiapkan terobosan baru dengan melaksanakan sholat dhuha bersama dilanjutkan dengan ceramah dhuha, sholat dhuhur berjamaah, sholat asar berjamaah, dan sholat jumat di sekolah wajib bagi siswa laki-laki. Hasilnya mulai terlihat setiap siswa datang ke sekolah lebih awal dari biasanya karena tepat pukul 07.00 pagi semua warga sekolah baik kepala sekolah, guru, tu, dan caraka bersama-sama melaksanakan sholat dhuha bersama setiap hari, dilanjutkan dengan ceramah duha oleh guru pai atau kepala sekolah. Melalui ceramah dhuha kami wariskan berbagai keilmuan seperti aqidah, akhlak, iptek, ekonomi islam dan banyak lagi.
Selain dari itu semangat untuk menggali Al-Quran pada diri siswa meningkat terbukti beberapa siswa dari tiap kelas mampu menalar surat yasin, waqiah, al muluk, ar-rohman, al fatir, ak qolam, al haqah, bahkan ada yang sudah mampu menghafal 2 juz Al-Quran, subhanallah. Sering saya dibuat nangis di kelas ketika menguji siswa tentang hafalannya. Karena ternyata apabila kita ikhlas membimbing siswa Allah tunjukan prestasinya. Makin semangat kami mendorong siswa untuk beraktifitas dhuha dsb, karena sangat berasa terhadap perubahan kesadaran anak dalam beribadah. Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan kekuatan kepada kami amin. (Drs. Hendayana)