Jika kita menelusuri kemajuan peradaban sebuah bangsa, erat kaitannya dengan budaya literasi. Misalnya pada masa keemasan peradaban Islam sekitar abad ke-8 sampai abad ke-13, umat Islam memiliki semangat membaca, mengkaji, menganalisis, menerjemahkan, dan menulis berbagai karya ilmiah sehingga membuka mata rantai pencerahan bagi bangsa Eropa.
Pada masa keemasan, umat Islam pada saat itu mengkaji, mengasimilasikan buku-buku versi tua dan klasik Yunani serta menulis buku. Pada masa itu, dunia Islam telah melahirkan para ilmuwan yang sampai saat ini karyamenjadi rujukan di antaranya; Al-Kindi, Ar-Razi Al-Khawarizmi, Ibnu Khaldun, Ibnu Rusyd, dan tokoh-tokoh lainnya.
Kebudayaan dan peradaban dunia Islam yang luar biasa tersebut memberikan sumbangan dan mengantarkan dunia Barat menjadi negara maju. Menurut Philip K. Hilti (Faisal Ismail, 2004:219) kebangkitan intelektual dan kebangunan kultural Barat terjadi setelah sarjana-sarjana Eropa mempelajari, mendalami, dan menimba ilmu-ilmu Islam dengan cara menerjemahkan buku-buku pengetahuan Islam ke dalam bahasa Eropa. Mereka dengan tekun mempelajari bahasa Arab untuk dapat menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan Islam itu (seperti halnya para sarjana Islam ketika memulai kebangunan kebudayaan klasik Yunani ke dalam bahasa Arab.
Sumbangan-sumbangan kebudayaan dan peradaban Islam pada masa keemasan masuk kepada dunia Barat melalui jalur Syiria, Spanyol, dan Sicilia. Inilah yang menjadi dasar ilmu pengetahuan yang menguasai alam Barat pada abad pertengahan yang mendorong lahirnya mata rantai Renaissance.
Begitupun yang dialami oleh negera Jepang ketika menyusul pemboman Hiroshima dan Nagasaki oleh tentara Sekutu (AS) pada perang Pasifik di tahun 1942. Jepang pada saat itu hancur berantakan baik secara militer maupun secara sosial-ekonomis. Pada rentang waktu kurang 20 tahun, yaitu pada tahun 1960-an Jepang kembali bangkit secara spektakuler dan kini menjadi negara maju di bidang ekonomi. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana (Faisal Ismail, 2004:111) bahwa kebangkitan Jepang ditandai dengan penerjemahan secara besar-besaran dan intensif terhadap buku-buku Barat berbahasa Inggris ke dalam bahasa Jepang.
Dari setiap perjalanan sebuah bangsa, tentunya kita dapat memetik pelajaran yang berharga terkait dengan budaya literasi terutama bagi perjalanan bangsa Indonesia. Ada sebuah ekspektasi terkait dengan literasi ini, apalagi pemerintah terus menggencarkan program literasi dengan penguatan regulasi. Insya Allah, Indonesia akan menjadi negara yang maju ketika literasi membumi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Wallahu a’lam.
Oleh : Dadan Saepudin, M.Pd
Penulis Ketua I DPD PGM Indonesia Kabupaten Bandung Barat dan Guru di MTs Mathla’ul Anwar Sukaguna.