Tahun Ajaran 2021/2022 akan segera dimulai, orang tua sudah melakukan berbagai persiapan untuk anaknya yang akan pindah jenjang pendidikan mulai dari SD,SMP,SMA sampai Perguruan Tinggi, tentu orang tua direpotkan dengan sistem pendaftaran yang membuat emosi menjadi berlebihan karena khawatir anaknya tidak diterima disekolah Negeri atau Perguruan Tinggi Negeri ,masuk sekolah tingkat SMP dan SMA dengan sistem zonasi membuat orangtua tidak punya pilihan, padahal zaman sekarang Masyarakat bukan saja bingung masalah zonasi tapi juga masalah ekonomi rumah tangga yang sebagian kekurangan karena imbas dari pandemi.
Kegiatan belajar tatap muka yang sudah dilaksanakan sejak dulu sebelum pandemi memang menjadi sebuah pilihan belajar yang menyenangkan baik bagi siswa maupun bagi guru karena dengan belajar tatap muka guru bisa menilai langsung kemampuan siswa dalam banyak aspek antara lain Kognitif, Afektif, Psikomotor, dan perilaku atau akhlak peserta didik.
Sejak bulan Maret 2020 ketika pertama kali diberlakukan belajar dirumah atau istilah lain disebut daring atau PJJ (pembelajaran Jarak jauh) atau BDR (belajar dari rumah) menjadi sebuah plihan maka baik siswa maupun guru harus belajar menyesuaikan diri dengan keadaan yang serba tidak nyata atau berada di dunia maya, pada akhirnya banyak masalah yang terjadi mulai dari jaringan yang serba kekurangan,quota yang minim, tidak memiliki gawai (HP)dan yyang lainya,semua ini menjadi beban yang berkelanjutan bagi orangtua yang serba kekuranga dalam ekonomi rumah tangga, lain halnya dengan guru dengan belajar daring tentu dituntut untuk lebih kreatif dan Inovatif dalam menyampaikan materi walaupun Pemerintah dalam hal ini KEMENDIKBUD memberikan arahan bagaimana mengajar disaat pandemi dengan membuat kurikulum istimewa atau kurikulum Pandemi, tetapi walaupun demikian tidak serta merta masalah menjadi selesai dengan menggunakankurikulum pandemi tapi banyak hal yang dipikirkan guru agar siswa merasa d akui secara nyata keberadaannya walaupun pelaksanaannya secara tidak nyata atau daring.
Beberapa waktu lalu muncul wacana akan dilaksanakan belajar tatap muka terbatas, tetapi Covid 19 di Negara Indonesia yang kembali melonjak, maka kemungkinan kegiatan belajar menjadi daring lagi, karena Presiden RI sudah mengumumkan adanya PPKM darurat terutama bagi daerah zona Merah (Red Zone) dari tanggal 3 -20 Juli 2021 dan pasti berimbas pada kegiatan belajar harus daring lagi, bagi guru KBM daring merupakan sebuah tantangan, betapa tidak untuk menciptakan belajar yang menyenangkan tentu guru harus banyak berinovasi,dan melek digital.
Telegram adalah salah satu aplikasi yang berbentuk percakapan seperti hal nya Whatsapp(WA) baik Telegram maupun WA keduanya bisa digunakan sebagai media pembelajaran, tetapi Telegram ternyata bisa menjadi salah satu media pembelajan dalam menyampaikan atau menerima materi ketika KBM berlangsung, baik siswa maupun guru bisa berinteraksi secara langsung dengan mengungkapkan pendapat dan pertanyaan lain jika ada yang tidak paham,siswa bisa bertanya langsung kepada guru dengan aplikasi obrolan dalam telegram tersebut.
Jadi, walaupun kegiatan Belajar Mengajar kembali daring maka jangan jadi garing dan boring,ciptakan inovasi baru agar siswa dan guru merasa seperti berada didunia nyata bukan dunia maya (daring).
Selamat belajar dan tetap semangat.
Kontributor : Ai Nurhayati,S.Ag,M.Pd, guru di MA AL-HUDA Cikalongwetan