Kebijakan dan Pola Pembinaan Kehidupan Beragama Masyarakat Kab. Bandung Barat

Sarasehan yang diadakan oleh MUI Kab. Bandung Barat di Mesjid Agung Kab. Bandung Barat (10/3) dihadiri oleh tokoh-tokoh Masyarakat, Ketua MUI Tk. Desa, Kecamatan dan Kabupaten. Dalam acara tersebut Narasumber yang hadir Sekertaris Umum MUI Provinsi, Dandim 0609 Cimahi, Ketua BAZNAZ KBB, Ketua BHRD KBB, Kepala Kemenag KBB. Kegiatan Sarasehan ini membahas mengenai mencegah hadirnya aliran – aliran agama yang melenceng dari akidah agama.

Problematika dalam kehidupan umat muncul akibat dahsyatnya ledakan penduduk tidak dibarengi dengan kemajuan pendidikan dan IPTEK yang memadai serta output dari pendidikan rendah seperti kemiskinan bertambah, budaya yang lepas dari nilai santun, angka kejahatan meningkat, kemaksiatan semakin terbuka, akhirnya menjadi konflik horizontal. Hampir di Indonesia setiap Tahunnya dapat dipastikan lahir pemahaman keagamaan baru yang meresahkan masyarakat, bahkan hal itu pernah dan muncul di Kab. Bandung Barat.

Puslitbang kehidupan keagamaan dan Balai Litbang melakukan kajian terhadap aliran dan gerakan keagamaan tersebut. Hasil dari kajian ini seringkali menjadi pertimbangan oleh beberapa pihak sebagai dasar keputusan “kesesatan” atau “pelanggaran”. Sebab kemunculan aliran tersebut didasari oleh pemikiran/ penafsiran, kontemplasi dan kepentingan politik.

Menurut Kepala Kemenag Kab. Bandung Barat Drs. H. Asep Ismail, M.Si, strategi dan upaya pemerintah dalam mencegah konflik antar umat beragama perlu memprioritaskan peningkatan kualitas SDM terutama dalam hal meningkatkan pendidikan agama terutama di yang rawan sosial dan konflik, melakukan pendekatan untuk membangun perdamaian, memberikan bantuan pendidikan pemahaman keagamaan, bimbingan dan penyuluhan ataupun bantuan modal wirausaha, melakukan dialog tokoh agama dan masyarakat, sosialisasi perdamaian, sikap saling mengahargai sesamanya, sikap tenggang rasa tidak mengelompok diri dan mau bergotong royong serta selalu mengadakan kerjasama dan saling menjaga keamanan dan ketertiban demi memajukan kesejahteraan bersama yang selama ini sudah terjalin. diharapkan peran serta masyarakat dan pihak yang terkait untuk selalu bersama- sama dalam menjaga kerukunan antara sesama umat beragama guna terciptanya rasa tentram, aman, nyaman dan damai. Sehingga kehidupan berbangsa dan bermasyarakat akan menjadi lebih harmonis, humanis dan dinamis, ungkapnya. Arif